UNIVERSITAS BINA DARMA - TEKNIK - TEKNIK SIPIL - REKAYASA LAHAN RAWA LANJUTAN - PENGELOLAAN RAWA LEBAK

UNIVERSITAS BINA DARMA, UNIVERSITAS BINA DARMA UNIVERSITAS BINA DARMA - TEKNIK - TEKNIK SIPIL - REKAYASA LAHAN RAWA LANJUTAN - PENGELOLAAN RAWA LEBAK. UNIVERSITAS BINA DARMA.

[img]
Preview
Text
PER 04_Pengelolaan Rawa Lebak(2019-2020)Genap_UNIVERSITAS BINA DARMA.pdf

Download (64kB) | Preview

Abstract

Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden di Jatiluhur, Jawab Barat pada tanggal 11 Juni 2005, merupakan entry point yang menjanjikan bagi sektor agro dan derivatnya untuk mengambil posisi dan membuktikan perannya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus memenuhi kebutuhan pangan dalam arti luas sebagai konsekuensi laju pertumbuhan penduduk sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tantangan mendasarnya adalah, bagaimana memompa segala potensi sumberdaya yang tersedia: manusia, alam, modal dan pasar agar bersinergi untuk memberikan resultante maksimalnya secara berkelanjutan dengan resiko paling minimum. Pilihan untuk merevitalisasi pertanian ini sangat tepat, karena, pengalaman empiris menunjukkan bahwa tidak ada satu negarapun yang mampu mencapai tahapan menuju pembangunan yang berkelanjutan dan digerakkan oleh sektor industri dan jasa berbasis teknologi modern, tanpa didahului dengan membangun sektor pertanian yang tangguh. Tantangan fundamentalnya adalah: bagaimana revitalisasi pertanian itu dilakukan dan apa yang harus direvitalisasi terlebih dahulu agar nilai tambah yang dihasilkan maksimal, cepat dengan belanja pemerintah (goverment expenditure) paling minimum? Pertanyaan tersebut menjadi sangat penting, karena dengan peningkatan jumlah penduduk dengan laju 1,6% per tahun akan membawa konsekuensi peningkatan permintaan jumlah kebutuhan akan bahan pangan, sandang dan papan yang pasti akan berdampak terhadap peningkatan tekanan terhadap daya dukung lahan. Diprediksikan bahwa Indonesia akan mengalami defisit beras mencapai 17,36 juta ton dengan penduduk 300 juta jiwa pada tahun 2025. Terjadinya konversi lahan pertanian ke non pertanian dengan laju sekitar 110 ribu ha dalam kurun waktu tahun 2000-2004. Belum lagi masalah rusaknya daerah aliran sungai (DAS), terjadinya anomali iklim dan lain sebagainya akan menjadi resultante masalah bagi kelangsungan hidup bangsa. Permasalahan-permasalahan tersebut diatas akan masalah tersendiri di tengah upaya kita memenuhi tuntutan pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan. Lahan rawa lebak yang saat ini masih underutilized dengan senjang (gap) produksi aktual dan potensialnya masih besar merupakan salah satu pilihan yang menjanjikan. Pertanyaan mendasarnya adalah: mengapa kinerja lahan rawa lebak relatif sangat jauh tertinggal dibandingkan lahan sawah? Kendala apa yang harus dipecahkan agar constraint tersebut berubah menjadi opportunity? Benarkan kendala pengembangan lahan rawa lebak terletak pada masalah teknis dan bukan masalah sosial dan ekonominya? Pertanyaan lebih jauh, benarkah model penanganan lahan rawa lebak yang kita lakukan selama ini sudah 10 berada pada jalur yang benar (in the correct treck)? Diperlukan kejujuran kita bersama untuk menjawab pertanyaan tersebut, termasuk melepaskan ego sektor dan subsektornya, agar pelaksanaan pengembangan lahan rawa lebak tidak memunculkan pemaksaan dan “pemerkosaan” petani yang sebagian besar sudah lama menderita menuruti setiap keinginan pemerintah.

Item Type: Other
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Civil Engineering and the Environment
Depositing User: Mr Edi Surya Negara
Date Deposited: 13 Feb 2022 08:40
Last Modified: 13 Feb 2022 08:40
URI: http://eprints.binadarma.ac.id/id/eprint/5072

Actions (login required)

View Item View Item