Hasmawaty, AR (2017) PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI LAMBIDARO BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT KOTA PALEMBANG. Penelitian Terapan Keunggulan Perguruan Tinggi - Kemenristekdikti. ISSN SP-DIPA-042.06.1.401516/2018
|
Text
Pengelolaan Sungai lambidaro berbasis partisipasi masyarakat kota Palembang.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Banjir yang terjadi di kota Palembang menimbulkan permasalahan bagi Pemerintah untuk mengevaluasi saluran drainase/sungai. Sungai dan saluran tempat pengaliran air hujan sudah ada tetapi perlu dilakukan peninjauan ulang dan pengembangan. Salah satu sungai yang difungsikan sebagai saluran dan mempunyai peranan penting di kota Palembang adalah Sungai Lambidaro dengan total luas daerah pengaliran 50,52 km2 (JICA Study Team, 2001). Beberapa tahun belakangan ini, sungai Lambidaro sering meluap karena sudah tidak sanggup lagi menampung debit air saat musim hujan. Ditambah lagi debit air sungai Musi masuk ke sungai Lambidaro ketika air pasang. Hal ini merupakan salah satu penyebab daerah disekitar aliran sungai Lambidaro sering terjadi banjir seperti pada daerah Jl. Hulubalang, lrg. Damai dan lrg. Dahlia. Salah satu hal yang perlu diketahui dan dikaji dari Sungai Lambidaro adalah bukan hanya di tinjau dari apsek fisik semata tetapi yang sangat penting adalah tingkat partisipsi masyarakat di daerah milik sungai/saluran apabila turun hujan dan pada saat bersamaan terjadi pasang di sungai Musi. Selain masalah curah hujan sebagai factor penyebab, timbulnya bencana juga tidak terlepas dari adanya kerusakan ekosistem lingkungan yang terjadi di daerah aliran sungai (DAS) dan buruknya pengelolaan sumberdaya air. Adanya kerusakan lahan menyebabkan meningkatnya koefisien aliran permukaan semakin besar. Daerah hulu DAS yang merupakan daerah imbuhan akan semakin rentan terhadap kekeringan, sebaliknya daerah hilir justru rentan terhadap banjir (Nugroho, 2004, dalam Syarifudin et all, 2016). Penelitian ini bertujuan antara lain : 1) Menganalisis kedalaman curah hujan dan pola aliran di sungai Lambidaro; 2) Menganalisis besarnya tingkat partisipasi dan keikutsertaan masyarakat pada sungai Lambidaro; 3) Menganalisis dan membuat pola kebijakan berdasarkan tingkat partisipasi masyarakat di sekitar wilayah sungai Lambidaro. Pada penelitian ini juga dianalisis tingkat partisipasi masyarakat di lokasi studi, dalam hal ini ditunjukkan pada : 1) Persentase pemahaman masyarakat tentang fungsi drainase yang berkelanjutan; 2) Persentase kepedulian dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan drainase; 3) Persentase kesanggupan masyarakat dalam pembuatan SRAH. Ketiga komponen partsipasi masyarakat di atas akan didapat dari wawancara di lingkungan lokasi penelitian dan dilanjutkan dengan penyampaian kuisioner kepada masyarakat sebagai rensponden. Metode Analitical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan nilai bobot realtif dari suatu kriteria majemuk (atau alternatif majemuk terhadap suatu kriteria) secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan. Mengubah perbandingan berpasangan tersebut menjadi suatu himpunan bilangan yang mempresentasikan prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif dengan cara yang konsisten (Saaty, 1983, dalam Marimin, 2004).
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Mr Sably Aliya |
Date Deposited: | 04 Nov 2019 04:28 |
Last Modified: | 04 Nov 2019 04:28 |
URI: | http://eprints.binadarma.ac.id/id/eprint/4081 |
Actions (login required)
View Item |